Hari Pertama Pembelajaran Online Kelas 8
Assalamualaikum wr. wb.
Saya Melisya Yamakita dari kelas 8B.
Dalam post ini, saya akan menceritakan pengalaman dan
pendapat saya pada hari pertama pembelajaran jarak jauh kelas 8.
Pembelajaran jarak jauh itu tidak mudah, karena ini bukan
hal yang biasa. Sistem ini diterapkan karena adanya pandemi Covid-19. Karena
itu, murid dan guru hanya bisa melakukan aktivitas belajar-mengajar lewat
internet. Sekarang, banyak sekolah menggunakan Zoom, yaitu sebuah aplikasi video
conferencing yang sedang sering diggunakan saat pandemi ini. SMP Labschool
Jakarta termasuk salah satu penggunanya. Para murid sudah membuat akun Zoom
sejak awal pembelajaran jarak jauh, karena itu adalah aplikasi yang akan paling
digunakan, selain situs e-learning sekolah dan Google Classroom.
Pada hari pertama, menurut saya pembelajaran lancar.
Pertama, murid-murid berkenalan dengan wali kelas, dan bagi kelas saya mereka
adalah Bu Nisa dan Om Jay. Setelah itu, kelas berdiskusi dan melakukan
pemilihan pengurus dan seksi-seksi kelas. Diskusi itu berlangsung lumayan lama,
dan kadang merasa agak cannggung. Mungkin itu karena murid-murid baru memasuki
kelas 8 dan mendapat wali kelas baru. Banyak murid yang masih diam-diam saja
dan takut untuk berbicara. Namun, juga ada murid yang berani dan berpartisipasi
dengan aktif pada pemilihan. Untungnya, sekelas dapat sampai pada sebuah kesepakatan
yang adil dari hasil voting.
Setelah pemilihan, murid-murid mendapatkan istirahat. Saat
istirahat selesai, para murid masuk Zoom lagi untuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Murid-murid bertemu dengan guru Bahasa Indonesia yang baru, yaitu Pak Gilang.
Pada saat itu, ia menjelaskan tentang materi yang perlu dipelajari dan
aplikasi-aplikasi yang harus dimiliki untuk pelajaran tersebut. Ia juga
memperlihatkan banyak video tentang jenis-jenis teks seperti teks berita, teks narasi,
dan sebagainya. Di akhir pelajaran, ia memberikan tugas untuk membuat situs
sendiri untuk pelajaran ini, dan juga memberi tugas untuk membuat infografik tentang
berita hoaks.
Saat pelajaran Bahasa Indonesia selesai, murid-murid
diberikan waktu istirahat sejenak sebelum harus mengikuti pelajaran Bahasa
Inggris. Murid-murid juga bertemu dengan guru yang baru, yaitu Bu Alpiah. Pada
awal pelajaran, semua murid melakukan perkenalan diri terlebih dahulu dan juga
membahas kemampuan Bahasa Inggris masing-masing, sambal Bu Alpiah mendengarkan.
Jika ada murid yang sebenarnya baik dalam Bahasa Inggris namun ia tak percaya
diri, Bu Alpiah akan memuji kemampuan mereka supaya mereka sadar. Setelah itu,
ia mengajarkan beberapa hal tentang tata bahasa dan kosakata. Saat pelajaran Bahasa
Inggris selesai, sekolah juga telah selesai dan setiap murid melanjutkan
harinya dengan melakukan aktivitasnya masing-masing. Mungkin mereka bermain
dengan laptop atau HP, atau mengerjakan
PR. Itu tergantung orangnya.
Menurut saya, pembelajaran
jarak jauh bisa dilakukan dengan efektif jika murid dan guru memiliki
sarana yang lengkap, seperti koneksi internet yang lancar, dan peralatan
(mikrofon, PC, dll.) yang baik. Sudah ada banyak pengalaman di mana kendala
teknis menyebabkan halangan dalam pelajaran. Misalnya, koneksi yang tidak baik
menyebabkan banyak hal yang buruk, seperti video yang sedang ditampilkan
menjadi lag, atau murid maupun guru keluar dari Zoom. Hal seperti itu
sangat merepotkan, jadi dengan sarana yang lengkap malasalh itu tak akan
terlalu sering muncul.
Murid juga harus bisa fokus pada pelajaran, walaupun
dilakukan dengan cara yang berbeda. Hanya karena mereka berada di rumah, bukan
artinya mereka diperbolehkan untuk bermalas-malasan. Mereka tetap harus
bersemangat seandaikan mereka belajar di sekolah tatap muka. Jika tidak, kinerja
mereka akan turun, dan nilai-nilai mereka juga akan menjadi buruk. Mendapat
nilai tinggi tanpa berusaha adalah sesuatu yang tidak gampang. Untuk mendapat
nilai tinggi seorang murid harus mengerti pelajarannya, dan jika ia tidak ada
niat untuk menyimak pelajaran dengan baik, ia akan repot sendiri saat akan ulangan.
Pada
pembelajaran jarak jauh, murid harus selalu melihat layar laptop, karena
itulah caranya untuk belajar sekarang. Namun, itu membuat mata capek jika
melihatnya untuk terlalu lama. Untungnya, pada pembelajaran jarak jauh,
waktunya lebih singkat, jadi murid mendapat lebih banyak waktu untuk istirahat
supaya mereka tidak terlalu lelah. Murid-murid juga diberikan istirahat sejenak
pada setiap pelajaran, dan mereka dianjurkan untuk tidak melihat layar dan
melakukan hal-hal yang lain. Dengan itu, murid bisa lebih menjaga matanya.
Sekian dari blog saya, terima kasih sudah membaca.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteterima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik
ReplyDelete