Etika Bermedia Sosial

 

Assalamualikum wr. wb.

 

Nama saya Melisya Yamakita, kelas 8B (absen 21) dan hari ini saya akan menulis tentang etika dalam penggunaan media sosial.



Teknologi telah berkembang dengan sangat pesat, dan di zaman ini, penggunaan media sosial adalah hal yang sudah luas, dan banyak orang melakukannya. Pandemi ini juga membuat manusia harus membiasakan diri pada kehidupan dengan berjarak jauh, dan banyak hal yang dilakukan melalui internet sekarang, seperti pelajaran sekolah dan konferensi kantor, melalui berbagai aplikasi yang ada. Karena itu, orang-orang menjadi semakin terbiasa dengan dunia digital. Masyarakat diharuskan untuk mengerti supaya bisa menjalani hidup pada era ini.

 

Tentunya, saat beraktifitas di media sosial, ada beberapa kaidah-kaidah etika yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Di media sosial, banyak orang dari seluruh penjuru dunia dapat melihat apa yang kita lakukan, jadi kita harus berhati-hati karena etika di negara dan dalam budaya tertentu tentunya akan beda-beda di berbagai tempat. Kita harus menerapkannya untuk menghindari konflik.

 

Sebenarnya, banyak dari etika bermedia sosial itu sama dengan etika berkomunikasi dengan orang dalam kehidupan nyata. Contohnya, dalam percakapan digital. Sekarang, aplikasi-aplikasi sering diggunakan untuk chat, seperti WhatsApp, Line, Telegram, dan lain-lainnya. Manusia sering bersifat impulsif, dan saat terlalu terbawa emosi, dia dapat mengirim pesan atau mengupload status yang bersifat buruk dan menyinggung. Ini dapat menjadi hal yang berbahaya, karena ini meninggalkan jejak digital, dan susah untuk benar-benar dihapus. Seseorang bisa meng-screenshot pesan itu dan menyebarkannya ke orang-orang lain, bahkan bisa melaporkannya ke pihak berwenang. Ini dapat menyebabkan reputasinya tercoreng, dan itu dapat menyusahkan dirinya pada masa depan.

 

Sudah ada banyak kasus di mana orang tak dapat mengambil kesempatan bagus, seperti penerimaan ke sekolah terkenal atau pekerjaan yang diinginkan, karena ditemukan bukti bahwa orang itu telah berkata hal-hal yang sangat negatif di sosial media. Biasanya, hal ini adalah hal yang menyinggung SARA atau perundungan. Mungkin sudah lama sejak orang itu mengetik pesan-pesan seperti itu, tapi jejak masih ada, dan itu tetap mempengaruhi masa depannya.  

 

Di media sosial, juga ada banyak kasus penyebaran berita hoax yang sengaja dibuat untuk menyebabkan kekacauan. Kadang, ada oknum jahat yang ingin mengadu domba beberapa pihak, jadi dia sengaja menyebarkan fitnah untuk membuat perpecahan. Ini bukan hal yang baik untuk dilakukan, dan seharusnya kita menjaga kedamaian. Di internet, sebaiknya kita membagi konten yang positif saja. Jika kita melihat orang yang menyebarkan konten negatif karena sedang kesusahan (misalnya, orang yang mengatakan hal-hal buruk tentang dirinya karena dia mengidap depresi) kita membantunya jika bisa. Kalau ada orang yang menyebarkan konten negatif karena tidak tahu bahwa itu buruk (misalnya, orang yang membuat post yang dapat menyinggung kelompok tertentu bukan karena dia membencinya, dia hanya tidak teredukasi), kita meningatkannya dan memberitahu kenapa itu bukan hal yang baik. Kalau ada orang yang menyebarkan konten negatif dengan niat yang jahat, kita report post dan kadang akunnya juga.

 

Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:

-Menggunakan kata kata dan kalimat sopan dalam bekomunikasi

-Jika ini mengutip sesuatu dari internet, kutiplah seperlunya dari sumber yang terpercaya dan periksa kebenaran berita sebelum membaginya

-Jangan menyebarkan pesan rantai / berita yang tidak jelas dan menyinggung atau mengandung hal-hal seperti SARA dan pornografi, hanya menyebar pesan / berita yang jelas dan bermanfaat

-Hargai karya orang lain, jangan melanggar hak cipta dan melakukan plagiat

-Jangan membagikan terlalu banyak informasi tidak penting di media sosial

-Hargai privasi orang lain

 

Di internet, banyak orang merasa lebih aman karena mereka dapat membuat identitas baru. Mereka merasa bahwa mereka tak akan pernah mengalami konsekuensi buruk dari tingkah negatif di media sosial karena identitasnya yang sebenarnya tidak terungkap. Namun, dia tetap saja bisa dilacak dan mendapatkan hukuman. Oleh karena itu, kita harus mementingkan etika di media sosial seperti kita mementingkan etika di kehidupan nyata.

 

Sekian dari blog saya, terima kasih sudah membaca.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kolaborasi dalam Masyarakat Digital

Latihan Bab 3

Pengalaman Acara Maulid Nabi, Loketa, dan Bulba